Senin, 03 April 2017

MAKALAH PENGERTIAN ISIM, FIIL, HARF, JUMLAH ISMIYAH, DAN JUMLAH FILIYAH

MAKALAH  PENGERTIAN ISIM, FIIL, HARF, JUMLAH  ISMIYAH, DAN JUMLAH  FILIYAH
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah qiraat kuttub











Disusun Oleh:
Al khoriah
NIM :6571010115121

     Dosen Pengampu :
Hermanto,SS
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH OTTO ISKANDAR DINATA (OTISTA)
TANGERANG SELATAN
2017





BAB 1
PENDAHULUAN
    Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “QIRAT AL-KUTUB". Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian isim, fi'il, huruf dan jumlah, beserta contoh-contohnya. Dari latar belakang di atas, saya akan mengembangkan materi tersebut.











BAB ll
PEMBAHASAN

تَنْحَصِرُالْكَلِماَتِ فىِ ثَلَثَةِ أَنْاوَاعٌ
Artinya : kalimah itu dibagi menjadi tiga macam : isim, fi’il dan harf/huruf.
1.      Kalimah isim (kata benda)
Kalimah isim mempunyai pengertian :
اَلإْسِمُ هِيَ كُلُّ كَلِمَةٍ تَدُلُّ عَلَي إنْسَانٍ أَوْ حَيَوانٍ أَوْ نَبَاتٍ أَوْجَمَادٍ أَوْ مَكَانٍ أَوْزَمَانِ أَوْصِفَةٍ  أَوْ مَعْنِي مُجَرَدْ مِنَ الْزَمَانِ
Artinya : Isim adalah tiap-tiap kalimah yang menunjukkan manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda, tempat, sifat, atau arti yang bebas dari waktu.[3]




Contoh:
قَرَاءَ مُحَمَّدٌ الْكِتَابِ a.  Muhammad telah membaca kitab
b.  Fatimah telah memetik bunga   قَطَفَتَ فَاتِمَةُالَّهْرَةٌ
Pada contoh di atas kita dapat menjumpai kata  مُحَمَّدْ, اَلْكِتَابٌ, اَلزَّهْرَةٌ masing-masing kata tersebut menunjukkan manusia, nama barang dan nama tumbuh-tumbuhan. Nama-nama seperti itulah yang disebut dengan isim (,الإسم) atau dapat disebut kata benda.


2.      Kalimah fi’il (kata kerja)
Kalimah fi’il atau kata kerja berpengertian :
اَلْفِعْلِ هُوَ كُلُّ كَلِمَةِ تَدُلُّ عَلَى حَدُثِ شَئُ فِي الزَّماَنِ الْخَاص
Artinya : kalimah fi’il adalah tiap-tiap kalimat atau kata yang menunjukkan atas terjadinya suatu pekerjaan pada waktu tertentu
Contoh:
a.       Muahammad telah menulis pelajaran كَتَبَ مُحَمَّدُالدَّرَسَ
b.      Zaid sedang membaca al-Qur’an يَقْرَاءُ زَيْدُالْقُرْاَنِ
    Dari contoh di atas kita menjumpai kata-kata  كتَبَ yang berarti telah menulis, ini berarti menunjukkan waktu yang telah lampau atau pekerjaan yang sudah berlalu, kemudian ada kata يَقْرَاءyang mempunyai arti sedang membaca, ini berarti menunjukkan waktu dikatakan atau diucapkannya kata-kata tersebut menunjukkan keadaan seseorang yang benar-benar sedang melakukan sesuatu pekerjaan. Dari seluruh kalimah (kata) yang meunjukkan pada suatu pekerjaan sesuai dengan sifat-sifat waktu, kapan pekerjaan itu dilakukan oleh subyek yang melakukan pekerjaan itu, maka kata (kalimah) tersebut yang disebut fi’il sesuai dengan pengertian kaidah di atas.




3.       Kalimah huruf
Kalimah huruf adalah :
اَلْحُرُفْ هُوَ كل كَلِمَةِ لِيْسَ لَهَا مَعَنِى إِلاَ مَعَ غَيْرُهَا
Artinya : huruf adalah tiap-tiap kalimah yang kalimah tersebut tidak mempunyai arti yang sempurna kecuali dihubungkan dengan kalimah atau kata-kata lainnya.
Contoh :
Muhammad membaca al quran didalam majlis
يَقْرَاُء مُحَمَّدُالْقُرْاَنِ فيِ الْمَسْجِدِ
Ali dan Umar pergi ke pasar
عَليِ وَعُمَرَ يَذْهَباَنِ اِلىَ الْسَوْقَ
    Pada susunan kalimat di atas, kita menjumpai kalimat (kata) فى  dan kata إلى , kataفى  mempunyai arti di atau di dalam sedangkan kataإلى  mempunyai arti ke atau kepada, kata-kata tersebut belum menunjukkan arti yang memahamkan sehingga perlu dihubungkan atau disertai kata-kata yang lain seperti contoh di atas ditulis إلى السوق   artinya ke pasar (menunjukkan arah yang jelas) dengan demikian menjadi dapat dimengerti makna kata tersebut.





B. Jumlah
Dibagi menjadi 2 :
1. JUMLAH ISMIYAH
Adalah jumlah (kalimat) yang diawali dengan kalimah isim (kata benda).
Susunan kalimatnya  terdiri dari mubtada dan khobar.
Mubtada adalah subyek pada jumlah ismiyah dan terletak diawal jumlah.
Sifat dari mubtada' adalah
a.Harus berupa isim ma'rifat.
b.Irobnya rofa.
Khobar adalah predikat pada jumlah ismiyah dan berfungsi untuk menerangkan keadaan mubtada' serta bisa berupa kata ataupun kalimat ( sebagai anak kalimat). I'robnya khobar  juga rofa'.
Mubtada’ dan Khobar harus sama dalam hal bilangan dan jenisnya. Apabila mubtada’nya isim mudzakar (laki-laki), khobarnya harus isim mudzakar. Begitu pula apabila mubtada’ berupa isim mufrod (kata tunggal), khobarnya juga harus isim mufrod.
زَيْدُ اُسْتَاذٌ(Zaid adalah seorang guru)
اَلرَّجُلاَنِ أُسْتَأذَانِ( dua orang laki-laki itu adalah 2 guru





Keterangan.
Pada contoh 1 dan contoh 2 dapat kita lihat kesesuaian anara mubtada’ dan khobar dalam hal bilangannya. Sedangkan pada contoh 3 khobarnya adalah berupa jumlah/kalimat.
Jumlah ismiyah bisa berbentuk kalimat nominal apabila khobarnya berupa kalimah isim (kata benda)
زَيْدٌ طاَلِبٌ (Zaid adalah seorang pelajar) contoh :
Jumlah ismiyah bisa berbentuk kalimat verbal apabila khobarnya berupa kalimah fi'il (kata kerja)
Contoh : )zaid telah datang ke sekolah )زَيْدٌ جاَءَ اِلَي الْمَدْرَسَةِ
Keterangan
    Pada kalimat pertama dapat kita lihat bahwa khobarnya berupa kalimah isim yaitu طاَلِبٌ sehingga terbentuk kalimat nominal sedangkan pada kalimat ke-dua khobarnya berupa kalimah fi'il   جَاءَyaitu  sehingga terbentuk kalimat verbal.







2. Jumlah Fi'liyah
JUMLAH FI’LIYAH
Adalah jumlah yang diawali dengan kalimah fi’il.
Terdiri dari fi’il (kata kerja) dan fa’il (pelaku).
Fa’il/subyek adalah isim yang terletak setelah fi’il ma’lum ( Kata kerja aktif) dan berfungsi sebagai pelaku kata kerja tersebut.
Apabila fa’il berbentuk muannast ( feminin) maka fi’il juga harus muannast. Begitu juga apabila berbentuk.
Namun apabila mudzakar fa’il berbentuk mutsanna (ganda) ataupun jamak (banyak) maka fi’il harus tetap mufrod (tunggal).


Contoh :
قَرَأَ مُحَمَّدُ (Muhammad telah membaca)
  قَرَأَتْ هِنْدُ (Hindun telah membaca)
يقْرَأُ زَيْدُ (Zaid sedang membaca)
يَقْرَأُ الطَّالِبُوْنَ (Para siswa sedang membaca)



Keterangan :
Pada contoh 1 dan 2 dapat kita lihat kesesuaian antara fi’il dan fa’il dalam jenisnya yaitu mudzakar dan muannast. Sedangkan pada contoh 3 dan 4 dapat kita lihat bahwa berapapun bilangan failnya fi’il harus tetap mufrod.















BAB lll
KESIMPULAN
Maka dapat kita simpulkan bahwa fi'il adalah kata kerja, isim adalah kata benda dan setiap kata selain kata kerja, dan huruf disini adalah setiap huruf hijaiyah yang memiliki arti. sedangkan jumlah ismiyah adalah kalimat yang di awali dengan kalimat isim, dan jumlah fi'liyah adalah jumlah yang diawali dengan kalimat fi'il.


DAFTAR PUSTAKA
Ulin Nuha, M.Pd.I.2015.Kaidah-kaidah nahwu.Jogjakarta:DIVA press
http://ringkasanbahasaarab.blogspot.co.id/2015/04/jumlah-ismiyah-dan-filiyah.html?m=1








Tidak ada komentar:

Posting Komentar