Senin, 03 April 2017

FUNGSI FIIL DAN NAIBUL FAIL



FUNGSI FIIL DAN NAIBUL FAIL
Fiil ada 3 macam yaitu;
1.Fiil Madi (lampau)
2.Fiil Modori (sekarang dan akan datang)
3.Fiil Amar (sekarang dan akan datang)
اcontoh نَصَرَ يَنْصُرُ اُنْصُرْ ضَرَبَ  يَضْرِبُ  اِضْرِبْ
 1.FIIL MADI
Lafaz yang menunjukan kejadian(perbuatan) yang telah berlalu
Cirinya ialah sering dimasuki ta ta’nis yang disukun
CONTOH;اِسْتَخْرَجَ  اِسْتَجْرَجَتْ ، عَلِمَ عَلِمَتْ، نَصَرَ نَصَرَتْ ، فَعَلَ فَعَلَتْ
2.FIIL MODARI
Lafas yang menujukan kejadian (perbuatan) yang sedang berlangsung dan yang akan datang.
Cirinya ialah sering dimasuki sin, saufa, lam, dan lan
Contoh تَعْلَمُ   menjadi سَوْفَ تَعْلَمُ 
  يَقُوْلُ         menjadi سَيَقُوْلُ
                 يَبْرَحُ menjadi   لَنْ يَبْرَحَ
    يَلِدُ          menjadi   لَمْ يَلِدْ
3.FIIL AMAR
Lafaz yang menunjukan kejadian (perbuatan) pada masa yang akan datang
Ciri nya ialah sering diberi ya muannas mukhatabah dan menunjukan makna talab (tuntutan)
Seperti اِضْرِبْ menjadi اِضْرِبِي
اُنْصُرْ        menjadi   اُنْصُرِيْ


SIGAT FIIL ADA TIGA
1.      Madi seperti       عَلِمَ ، حَسُنَ
2.      Mudore sepertiيَعْلَمُ ،يَحْسُنُ  
3.      Amar seperti     اِعْلَمْ اُحْسُنْ
1.TANDA FI,IL MADI
    Selamanya difathahkan huruf akhirnya
    Contoh اَكْرَمَ، حَسُنَ، ضَرَبَ، عَلِمَ، نَصَرَ
Fathah secara perkiraan seperti:
Contoh: دَعَى ،نَهَى ، رَمَى
Bilamana fi,il madi nya bertemu dengan domir mar’fu’ (domir yang di- rofa-kan) karna menjadi
Fa’ilnya seperti:
Contoh : عَرَفْتُ، نَصَرْتُ، فَعَلْتُ
Tanda fi’il madi ada 2 yaitu:
1.Fathah lafzy  عَلِمَ   خَرَجَ  نَصَرَ
2.Fathah taqdiry  دَعَى  نَهَى   رَمَى
2.TANDA FI’IL  AMAR
Selamanya di-jazm-kan(huruf akhirnya)
Contoh:   اُفْعُلْ  اَكْرِمْ  اَفْعِلْ  اُنْصُرْ
Bahwa fi’il amar selamanya harus di-jazm-kan huruf akhirnya bilamana yang ber-mabni sohih akhirnya  seperti:
Contoh:  ضَرَبَ    نَصَرَ
Tetapi bila fi’il madi-nya terdiri dari fi’il yang  ber-mabni mu’tal akhir seperti:
Contoh: دَعى ،نَهى ،رَمى
Maka fi’il amar yang  harus  di buang illat-nya yaitu seperti:
Contoh;     اِرْمِ  menjadi رَمى           
       اِنْهَ     menjadi نَهى
اُدْعُ          menjadi دَعى
Fi’il amar harus disertai dengan domir tasniyah seperti:
Contoh:اِرْمِيَا
Domir jamak, seperti :
Contoh: اِرْمُوْا، اِنْهَوْا
Atau domir muannasah mukhatabah seperti:
Contoh:اُنْصُريْ  ، اُدْعِيْ، اِنْهِيْ ،اِرْمِيْ
Maka tanda jazm-nya dengan membuang(menghilangkan ) huruf nun
Jadi fi’il amar di- mabni-kan atas sukun atau membuang huruf illat atau nun
Tanda fi’il amar ada 3:
1.jazm dengan sukun  اُفْعُلْ، اُنْصُرْ
2.Dengan membuang huruf illat  اُدْعُ ، اِنْهَ ،اِرْمِ
3.Dengan membuang nun اَضْرِبُوْا ، اِضْرِبَا
3.TANDA FI’IL MUDARI
Fi’il mudari’yaitu,fi’il yang di awali denga salah satu huruf zaidah 4 yang terhimpun dalam lafaz
(hamzah,nun,ya,ta)  selama di- ropah- kan,kecuali dimasuki amil yang menasab-kan atau yang men-jazm-kan(maka harus di sesuaikan dengan amil-nya)
MAKSUDNYA:fi’il mudari harus selalu di-rofa-kan huruf akhirnya,dan huruf awal-nya harus memakai salah satu huruf zaidah yang 4,yaitu  hamzah,nun,ya,dan ta seperti
Contoh:                     =   يَفْعَلُ dia sedang melakukan (sesuatu)
                                تَفْعَلُ   =    Kamu sedang melakukan (sesuatu)    
أَفْعَلُ       = aku sedang melakukan (sesuatu)                  
نَفْعَ        = kami (kita) sedang melakuan (sesuatu)  
Kecuali kalau dimasuki amil yang men-nasab-kan,maka harus di-nasab-kan seperti:
Contoh:كَيْ يَفْعَلَ، لَيَفْعَلَ ،اَنْ يَفْعَلَ، لَنْ يَفْعَلَ
Atau dimasukan amil yang men-jazm kan,maka harus di-jazm-kan seperti:
Contoh :مَنْ يَفْعَلْ ، لَمْ يَفْعَلْ ، اِنْ يَفْعَلْ ،
Dan ada pula yang secara perkiraan seperti:
Contoh :يَبْكِيْ   يَدْعُلوْ  يَنْهى
Kalau fi’il mudari yang mu’tal akhir seperti :
يَنْهى   يَدْعُوْ  يَرْمِيْ
Bila di-nasab-kan maka menjadi seperti:
لَنْ يَدْعُوَ  لَنْ يَرْمِيَ  لَنْ يَنْهى

Bila di-jazm-kan harus di buang huruf illat-nya seperti
لَمْ يَدْ عُ   لَمْ يَرْمِ
Huruf zaidah ada 4 yaitu :hamzah ,nun,ya dan ta dan terhimpun pada lafas
اَنَيْتَ يَافَتى
Artinya(wahai pemuda,engkau telah mendekatkan diri).
Fi,il mudari terbebas dari amil yang men-nasab-kan dan yang men-jazm-kan selamanya harus rafa
Tanda fi,il mudari dimulai dengan:
Hamzah,ya,ta,dan nun salah satunya:
1,rafa’lafaznya    يَفْعُلُ  يَضْرِبُ  يَنْصُرُ
2.rafa’takdirnyaيَدْ عُوْ  يَنْهى  يَرْ مِيْ  

NAIBUL FA’IL
Ialah isim marfu yang tidak disebukan fi’il-nya.Apa bila fi’il-nya fi’il madi,maka dommakanlah huruf awalnya dan huruf sebelum akhirnya di-kasrah –kan,dan apabila fi’il-nya fi’il madari’maka dammah-kanlah huruf awalnya dan huruf sebelum akhirnya di-fathah-kan
MAKSUDNYA:maf’ul yang disebutkan fa’il-nya dinamakan mabni majhul atau naibul fa;il,yaitu isim yang asalnya menjadi ma’ful,  lalu fa’il-nya di buang dan maful –nya menggantikan kedudukan fa’il, i’rab-nya di-rafa-kan dan diletakan sesudah fi’il,seperti:
 قُرِأَالْقُرْاَنُ     asalnya     قَرَأْتُ الْقُرْاَنَ
ضُرِبَ زَيْدُ   asalnyaضَرَبَ فُلاَنٌ زَيْدً   
 يُعْطَى الْاَجْرُ asalnyaيُعْطِيْ  فُلاَنٌ الْاَجْرَ   
Maf’ul yang tidak disebutkan fa’il-nya /naibul fa’il/fa’il mabni majhul
1.FI’il madiقُرِأَ الْقُرْاَنُ ،كُتِبَ الدَرْسُ
2.Fi’il mudari يُقْرَأُ الْقُرْاَنُ ، يُكْتَبَ الدَرْسُ :
MAF’UL YANG FA’IL –NYA YANG TIDAK DISEBUTKAN
                (NAIBUL FA’IL)
.Dibagi menjadi dua bagian:
1.Naibul fail zahir
Contoh :  ضُرِبَ زَيْدٌ (zaid  telah dipukul)
                يُضْرَبُ زَيْدٌ (zaid akan dipukul)
Yang meng-i’rob-kan adalah
ضُرِبَ   fi’il madi
زَيْدٌ       naibul fa’il
يُضْرَبُ  fi’il mudari
زَيْدٌ       naibul fa’il


          



































































































































































































































Tidak ada komentar:

Posting Komentar