FUNGSI
FIIL DAN NAIBUL FAIL
Fiil ada 3 macam yaitu;
1.Fiil Madi
(lampau)
2.Fiil Modori
(sekarang dan akan datang)
3.Fiil Amar
(sekarang dan akan datang)
اcontoh نَصَرَ يَنْصُرُ اُنْصُرْ ضَرَبَ يَضْرِبُ اِضْرِبْ
1.FIIL MADI
Lafaz yang menunjukan kejadian(perbuatan) yang telah berlalu
Cirinya ialah sering dimasuki ta ta’nis yang disukun
CONTOH;اِسْتَخْرَجَ اِسْتَجْرَجَتْ ، عَلِمَ عَلِمَتْ، نَصَرَ
نَصَرَتْ ، فَعَلَ فَعَلَتْ
2.FIIL MODARI
Lafas yang menujukan kejadian (perbuatan) yang sedang
berlangsung dan yang akan datang.
Cirinya ialah sering dimasuki sin, saufa, lam, dan lan
Contoh تَعْلَمُ menjadi سَوْفَ تَعْلَمُ
يَقُوْلُ menjadi سَيَقُوْلُ
يَبْرَحُ menjadi لَنْ يَبْرَحَ
يَلِدُ menjadi لَمْ يَلِدْ
3.FIIL AMAR
Lafaz yang menunjukan kejadian (perbuatan) pada
masa yang akan datang
Ciri nya ialah sering diberi ya muannas mukhatabah dan
menunjukan makna talab (tuntutan)
Seperti اِضْرِبْ
menjadi اِضْرِبِي
اُنْصُرْ menjadi اُنْصُرِيْ
SIGAT FIIL ADA TIGA
1.
Madi seperti عَلِمَ ، حَسُنَ
2.
Mudore sepertiيَعْلَمُ ،يَحْسُنُ
3. Amar seperti اِعْلَمْ اُحْسُنْ
1.TANDA FI,IL MADI
Selamanya difathahkan
huruf akhirnya
Contoh اَكْرَمَ، حَسُنَ، ضَرَبَ، عَلِمَ، نَصَرَ
Fathah secara perkiraan seperti:
Contoh: دَعَى
،نَهَى ، رَمَى
Bilamana fi,il madi nya bertemu dengan domir mar’fu’ (domir yang di-
rofa-kan) karna menjadi
Fa’ilnya seperti:
Contoh : عَرَفْتُ، نَصَرْتُ، فَعَلْتُ
Tanda fi’il madi ada 2 yaitu:
1.Fathah lafzy عَلِمَ خَرَجَ نَصَرَ
2.Fathah taqdiry دَعَى نَهَى رَمَى
2.TANDA FI’IL AMAR
Selamanya di-jazm-kan(huruf akhirnya)
Contoh: اُفْعُلْ اَكْرِمْ اَفْعِلْ اُنْصُرْ
Bahwa fi’il amar selamanya harus di-jazm-kan huruf akhirnya
bilamana yang ber-mabni sohih akhirnya
seperti:
Contoh: ضَرَبَ نَصَرَ
Tetapi bila fi’il madi-nya terdiri dari fi’il yang ber-mabni mu’tal akhir seperti:
Contoh: دَعى
،نَهى ،رَمى
Maka fi’il amar yang harus
di buang illat-nya yaitu seperti:
Contoh; اِرْمِ
menjadi رَمى
اِنْهَ
menjadi نَهى
اُدْعُ
menjadi دَعى
Fi’il amar harus disertai dengan domir tasniyah seperti:
Contoh:اِرْمِيَا
Domir jamak, seperti :
Contoh: اِرْمُوْا،
اِنْهَوْا
Atau domir muannasah mukhatabah seperti:
Contoh:اُنْصُريْ ، اُدْعِيْ، اِنْهِيْ ،اِرْمِيْ
Maka tanda jazm-nya dengan membuang(menghilangkan ) huruf
nun
Jadi fi’il amar di- mabni-kan atas sukun atau membuang huruf
illat atau nun
Tanda fi’il amar ada 3:
1.jazm dengan sukun اُفْعُلْ، اُنْصُرْ
2.Dengan membuang huruf illat اُدْعُ ، اِنْهَ ،اِرْمِ
3.Dengan membuang nun اَضْرِبُوْا ، اِضْرِبَا
3.TANDA FI’IL MUDARI
Fi’il mudari’yaitu,fi’il yang di awali denga salah satu
huruf zaidah 4 yang terhimpun dalam lafaz
(hamzah,nun,ya,ta)
selama di- ropah- kan,kecuali dimasuki amil yang menasab-kan atau yang
men-jazm-kan(maka harus di sesuaikan dengan amil-nya)
MAKSUDNYA:fi’il mudari harus selalu di-rofa-kan huruf
akhirnya,dan huruf awal-nya harus memakai salah satu huruf zaidah yang
4,yaitu hamzah,nun,ya,dan ta seperti
Contoh: = يَفْعَلُ dia sedang melakukan (sesuatu)
تَفْعَلُ
= Kamu sedang melakukan
(sesuatu)
أَفْعَلُ =
aku sedang melakukan (sesuatu)
نَفْعَ = kami (kita) sedang melakuan (sesuatu)
Kecuali kalau dimasuki amil yang men-nasab-kan,maka harus
di-nasab-kan seperti:
Contoh:كَيْ
يَفْعَلَ، لَيَفْعَلَ ،اَنْ يَفْعَلَ، لَنْ يَفْعَلَ
Atau dimasukan amil yang men-jazm kan,maka harus di-jazm-kan
seperti:
Contoh :مَنْ
يَفْعَلْ ، لَمْ يَفْعَلْ ، اِنْ يَفْعَلْ ،
Dan ada pula yang secara perkiraan seperti:
Contoh :يَبْكِيْ يَدْعُلوْ
يَنْهى
Kalau fi’il mudari yang mu’tal akhir seperti :
يَنْهى يَدْعُوْ
يَرْمِيْ
Bila di-nasab-kan maka menjadi seperti:
لَنْ يَدْعُوَ لَنْ يَرْمِيَ لَنْ يَنْهى
Bila di-jazm-kan harus di buang huruf illat-nya seperti
لَمْ يَدْ عُ لَمْ يَرْمِ
Huruf zaidah ada 4 yaitu :hamzah ,nun,ya dan ta dan terhimpun
pada lafas
اَنَيْتَ يَافَتى
Artinya(wahai pemuda,engkau telah mendekatkan diri).
Fi,il mudari terbebas dari amil yang men-nasab-kan dan yang
men-jazm-kan selamanya harus rafa
Tanda fi,il mudari dimulai dengan:
Hamzah,ya,ta,dan nun salah satunya:
1,rafa’lafaznya يَفْعُلُ يَضْرِبُ يَنْصُرُ
2.rafa’takdirnyaيَدْ
عُوْ يَنْهى يَرْ مِيْ
NAIBUL FA’IL
Ialah isim marfu yang tidak disebukan fi’il-nya.Apa bila
fi’il-nya fi’il madi,maka dommakanlah huruf awalnya dan huruf sebelum akhirnya
di-kasrah –kan,dan apabila fi’il-nya fi’il madari’maka dammah-kanlah huruf
awalnya dan huruf sebelum akhirnya di-fathah-kan
MAKSUDNYA:maf’ul yang disebutkan fa’il-nya dinamakan mabni
majhul atau naibul fa;il,yaitu isim yang asalnya menjadi ma’ful, lalu fa’il-nya di buang dan maful –nya
menggantikan kedudukan fa’il, i’rab-nya di-rafa-kan dan diletakan sesudah
fi’il,seperti:
قُرِأَالْقُرْاَنُ asalnya قَرَأْتُ الْقُرْاَنَ
ضُرِبَ زَيْدُ asalnyaضَرَبَ فُلاَنٌ زَيْدً
يُعْطَى الْاَجْرُ asalnyaيُعْطِيْ فُلاَنٌ الْاَجْرَ
Maf’ul yang tidak disebutkan fa’il-nya /naibul fa’il/fa’il
mabni majhul
1.FI’il madiقُرِأَ
الْقُرْاَنُ ،كُتِبَ الدَرْسُ
2.Fi’il mudari يُقْرَأُ
الْقُرْاَنُ ، يُكْتَبَ الدَرْسُ :
MAF’UL YANG FA’IL –NYA YANG TIDAK DISEBUTKAN
(NAIBUL
FA’IL)
.Dibagi menjadi dua bagian:
1.Naibul fail zahir
Contoh : ضُرِبَ زَيْدٌ (zaid telah dipukul)
يُضْرَبُ زَيْدٌ (zaid akan dipukul)
Yang meng-i’rob-kan adalah
ضُرِبَ fi’il madi
زَيْدٌ naibul fa’il
يُضْرَبُ fi’il
mudari
زَيْدٌ naibul fa’il
Tidak ada komentar:
Posting Komentar