Sabtu, 08 April 2017

Tsulasi Mujarrod dan Tsulasi Mazid

FI’IL TSULATSI MUJARROD

Fi’il tsulatsi mujarrod ialah kalimat fi’il madzinya yang terdiri dari tiga huruf dan bebas dari huruf tambahan. Contoh :­­نصر, ضرب  . Adapun fi’il tsulatsi mujarrod itu seluruhnya ada 6 (enam) bab. Dan diantara tiap-tiap bab dapat dibedakan dengan ada kharokat ‘ain fi’il yang ada pada fi’il madzi dan fi’il mudlori sebagaimana keterangan pada nadzom berikut ini :

فتح ضم فتح كسر فتحتان                                        كسر فتح ضم ضم كسرتان                                                               

فتح ضم .1        : ‘ain fi’il dibaca fathah pada fi’il madzi dan dibaca dlomah pada fi’il mudlori’, wazannya adalah فعل يفعل (bab satu)
فتح كسر .2        : ‘ain fi’il dibaca fathah pada fi’il madzi dan dibaca kasroh pada fi’il mudlori’, wazannya adalah فعل يفعل (bab dua)
فتحتا ن .3          : ‘ain fi’il dibaca fathah pada fi’il madzi dan pada fi’il mudlori’, wazannya adalah فعل يفعل (bab tiga)
كسر فتح .4        : ‘ain fi’il dibaca kasroh pada fi’il madzi dan dibaca fathah pada fi’il mudlori’, wazannya adalah فعل يفعل (bab empat)
ضم ضم .5        : ‘ain fi’il dibaca dlomah pada fi’il madzi dan pada fi’il mudlori’. Wazannya adalah فعل يفعل (bab lima)
كسرتان .6         : ‘ain fi’il dibaca kasroh pada fi’il madzi dan pada fi’il mudlori’. Wazannya adalah فعل يفعل (bab enam)[1]
(BAB I : فعل يفعل )
Bab satu ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca fathah pada fi’il madzi dan dibaca dlomah pada fi’il mudlori’nya. Wazannya adalah : فعل يفعل .
Adapun lafadz-lafadz yang masuk pada bab satu kebanyakan berupa fi’il muta’adi dan terkadang berupa fi’il lazdim namun sedikit. Fi’il mu’tadi ialah kalimat yang membutuhkan maf’ul bih (sasaran pekerjaan/objek). Contoh :
نصرزيندعمروا    =   Zaid telah menolong Amar
Dan fi;il lazim ialah kalimat yang tidak membutuhkan maf’ul bih. Contoh :
خرج زيد             =  Zaid telah keluar
( BAB II : فعل يفعل )
Bab dua ini ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca fathah pada fi’il madzi dan dibaca kasroh pada fi’il mudlori’nya. Dan wazannya adalah فعل يفعل . adapun lafadz-lafadz yang masuk bab dua kebanyakan berupa fi’il mu’tadi.
Contoh :
ضربت زيدا          = Saya memukul Zaid
(BAB III : فعل يفعل )
Bab tiga ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca fathah padafi’il madzi dan pada fi’il mudlori’. Wazannya adalah فعل يفعل
Adapun lafadz-lafadzyang masuk pada bab tiga kebanyakan berupa fi’il mu’tadi.
Contoh :
فتح زيد الباب      = Zaid membuka pintu
Dan terkadang berupa fi’il lazim.
Contoh :
 البذرنبت           = Tumbuh itu benih
Lafadz-lafadz yang ikut bab tiga diisyaratkan ‘ain fi’il atau lam fi’ilnya berupa huruf halaq yang jumlahnya ada enam yaitu :
, عين, خاء, حاء, هاء, همزة غين[2]
Contoh :
, يذهب, نشأ, ينشأ ذهب
(BAB IV : فعل يفعل )
Bab empat ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca kasroh pada fi’il madzi dan dibaca fathah pada fi’il mudlori’.
Wazannya adalah فعل يفعل
Lafadz-lafadz yang ikut bab empat kebanyakan berupa fi’il muta’adi.
Contoh :
علم زيد المسألة            = Zaid mengetahui masalah
Dan terkadang berupa fi’il lazim, namun sedikit.
Contoh :
 زيدوجل                  = Zaid merasa takut 
Dan lafadz-lafadz yang ikut bab empat ini banyak menunjukan arti penyakit, susah, gembira.       
Contoh :
سقم                         = Sakit
مرض                     = Sakit
Dan juga menunjukkan arti warna, ‘aib dan hiasan.
Contoh :
شهب                      = Kelabu[3]
( BAB V : فعل يفعل )
Bab lima ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca dlomah pada fi’il madzi dan fi’il mudlori’. Wazannya adalah : فعل يفعل
Adapun lafadz-lafadz yang termasuk bab lima semuanya berupa fi’il lazim karena bab lima ini khusus diikuti fi’il-fi’il yang menunjukkan arti watak atau tabi’at dan sifat-sifat pembawaan yang melekat (tidak mudah luntur) seperti : pemberani, penakut, bagus, jelek, kuning, hitam dan sebagainya. Sedangkan lafadz-lafadz yang menunjukkan arti demikian ini tidak membutuhkan maf’ul (tidak berhubungan dengan maf’ul) namun hanya membutuhkan / berhubungan dengan fa’il saja, maka dari itu hukkumnya lazim yang akhirnya bab lima tidak ada isim maf’ul.
(BAB VI : فعل يفعل )

Bab enam ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca kasroh pada fi’il madzi dan fi’il mudlori’nya. Wazannya adalah فعل يفعل
Adapun lafadz-lafadz yang termasuk bab enam kebanyakan berupa fi’il muta’adi.
Contoh :
حسب زيدعمرواالفاضل        = zaid menyangka Amr orang yang utama
Dan terkadang berupa fi’il lazim namun sedikit.
Contoh :
ومق زيد                           = zaid telah mabuk cinta[4]

(FI’IL TSULATSI MAZID)
Fi’il tsulatsi mazid ialah kalimat yang fi’il madzinya memuat lebihdari tiga huruf dengan perincian yang tiga berupa huruf asal dan yang lain berupa huruf tambahan, contoh : اجتمع  dan lain lain. Secara garis besarnya fi’il tsulatsi mazid terbagi menjadi tiga macam :
1. Ruba’i
2. Khumasi
3. Sudasi[5]

FI’IL TSULASI MAZID ( فعل ثلاث مزيد )
A.      Pengertian Fi’il Tsulasi Mazid
Secara sederhana, fi’il tsulasi mazid dapat kita artikan sebagai fi’il yang terdidi dari tiga huruf dan selanjutnya berubah ruba’i ( رباعى ), Khumasi ( خماسى ) dan sudasi (  سداسى  ) karena adanya penambahan huruf pada fi’il tersebut.
Penambahan huruf pada fi’il tsulasi terbagi tiga yaitu:
1.    Fi’il tsulasi yang bertambah satu huruf (   ثلاث مزيد بحرف  )
2.    Fi’il tsulasi yang bertambah dua huruf (  ثلاث مزيد بحرفين  )
3.    Fi’il tsulasi yang bertambah tiga huruf (  ثلاث مزيد بثلاثة  )
B.   Pembagian Fi’il Tsulasi Mazid
1.    Fi’il Tsulasi Mazid yang bertambah satu huruf (  ثلاث مزيد بحرف )
Adapun fi’il tsulasi mazid yang bertambah satu huruf ini terbagi menjadi tiga bab:
a.     اَكْرَمَ – يُكْرِمُ – اِكْرَامًا      اَفْعَلَ – يُفْعِلُ - اِفْعَالاً
Tanda-tanda fi’il tsulasi mazid ini adalah pada fi’il madhi yang terdiri atas empat huruf ( رباعى ) dengan bertambahnya huruf hamzah ( ء ) kemudian binanya sering muta’addy dan kadang-kadang lazim.
Contoh muta’addy:            اَكْرَمَ زَيْدٌُ عَمْرً
“Zaid telah memuliakan Amar”
Contoh lazim:                   اَصْبَحَ الرَّجُلُ
“Seorang laki-laki telah berpagi-pagi”

b.    فَرَّمَ – يُفَرِّمُ – تَفْرِيْحًا       فَعَّلَ – يُفَعِّلُ - تَفْعِيْلاً
Tanda-tanda fi’il tsulasi mazid ini adalah pada fi’il madhinya terdiri atas empat huruf dengan penambahan satu huruf diantaranya fa’ fi’il dan ’ain fi’ilnya, yang mana huruf yang bertambah tersebut adalah huruf yang sama dengan ‘ain fi’ilnya. Adapun bina pada fi’il tsulasi ini adalah littaktsir ( لِلتَّكْثِيْر ), contohnya:      طَوَّفَ زَيْدٌ الْكَعْبَةَ
“Zaid telah mengelilingi Ka’bah”
c.     قَاتَلَ – يُقَاتِلُ – مُقَاتَلَةً        فَاعَلَ – يُفَاعِلُ - مُفَاعَلَةَ
Fi’il tsulasi mazid ini memiliki tanda bertambahnya huruf alif, di antara fa’ fi’il dan ‘ain fi’ilnya.
Contoh kalimat:               قَاتَلَ زَيْدٌ عَمْرً
“Zaid telah membunuh Amar”
2.    Fi’il Tsulasi Mazid yang bertambah dua huruf (ثلاث مزيد بحرفين )
Fi’il tsulasi mazid yang bertambah dua huruf ( خُمَاسى ) ini terdiri atas lima bab yaitu:
a.     اِنْكَسَرَ – يَنْكَسِرُ – اِنْكِسَارًا        اِمْفَعَلَ – يَنْفَعِلُ - اِنْفِعَالاً
Tanda-tandanya adalah pada fi’il madhinya terdiri atas lima huruf. Karena penambahan hamzah ( أ ) dan nun ( ن ) diawalnya.
Contoh kalimat:           اِنْكَسَرَ الزُّجَاجَ
“Telah pecahlah kaca itu”
b.    اِجْتَمَعَ – يَجْتَمِعُ – اِجْتِمَاعًا       اِفْتَعَلَ – يَفْتَعِلُ - اِفْتِعَالاً
Tanda-tandanya pada fi’il madhinya terdiri atas lima huruf karena adanya penambahan huruf hamzah diawalnya dan huruf ta’ (ت   ) diantara fa’ dan ‘ain fi’ilnya.
c.     اِحْمَرَّ – تَحْمَرُّ – اِحْمِرَارً        اِفْعَلَّ – يَفْعَلُّ – اِفْعِلاَلاً
Tanda-tandanya adalah pada fi’il madhinya terdiri atas lima huruf karena bertambahnya huruf hamzah diawalnya dan bertambahnya huruf yang sejenis dengan lam fi’ilnya.
d.    تَكَلَّمَ – يَتَكَلَّمُ – تَكَلُّمًا       تَفَعَّلَ – يَتَفَعَّلُ - تَفَعُّلاً
Tanda-tandanya adalah pada fi’il madhinya terdiri atas lima huruf dengan pertambahan huruf ta’ ( ت ) pada awalnya dan bertambah huruf yang sejenis dengan ‘ain fi’il nya.
e.     تَبَاعَدَ – يَتَبَاعَدُ – تَبَاعُدًا         تَفَاعَلَ – يَتَفَاعَلُ - تَفَاعُلاً
Tanda-tanda fi’il ini adalah fi’il madhinya terdiri atas lima huruf dengan pertambahan ta’ ( ت ) pada awalnya dan huruf alif diantara fa’ dan ‘ain  fi’ilnya.


3.    Fi’il Tsulasi Mazid yang bertambah tiga huruf (ثلاث مزيد بثلاثة   )
Fi’il tsulasi mazid yang bertambah tiga huruf ( ثلاثى مزيد بِثَلاَثَةِ اَحْرُفِTerdiri atas 4 bab:
a.     اِسْتَخْرَجَ – يَسْتَخْرِجُ – اِسْتِخْرَجَا      اِسْتَفْعَلَ – يَسْتَفْعِلُ - اِسْتِفْعَالاً
Tanda-tanda fi’il tsulasi mazid ini adalah fi’il amdhinya terdiri atas enam huruf dengan pertambahan huruf hamzah (  أ) dan sin (س   ) dan ta’ (   ت ) pada awalnya.
b.    اِعْشَوْشَبَ – يَعْشَوْشِبُ – اِعشِيْشَا       اِفْعَوْعَلَ – يَفْعَوْعِلُ - اِفْعِيْعَالاً
Tanda-tanda fi’il tsulasi ini adalah fi’il madhinya terdiri atas enam huruf karena pertambahan huruf hamzah di awalnya,huruf yang tidak sejenis dengan ‘ain fi’ilnya ,serta huruf waw ( و  ) diantara ‘ain dan lamfi’il nya.
c.     اِجْلَوَّذَ – تَجْلَوِّذُ – اِجْلِوَّاذًا        اِفْعَوَّلَ – يَفْعَوِّلُ - اِفْعِوَّالاً
Tanda-tanda fi’il ini adalah fi’il madhinya terdiri atas enam huruf dikarenakan pertambahan huruf hamzah di awalnya, huruf waw (و ) yang berganda diantara ‘ain dan lam fi’ilnya.
d.    اِحْمَارَّ – يَحْمَارُّ- اِحْمِيْرَارً       اِفْعَالَّ – يَفْعَالُّ - اِفْعِيْلاَلاً

Tanda-tanda fi’il tsulasi mazid ini adalah fi’il madhinya terdiri atas enam huruf dikarenakan pertambahan hamzah pada awalnya, huruf alif diantara ‘ain dan lam fi’ilnya,serta huruf yang tidak sejenis dengan lam fi’il pada akhir katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar